Program Doktor Ekonomi, Universitas Diponegoro, pada tanggal 06 Maret 2024 jam 09.00 menyelenggarakan ujian promosi doktor atas nama Maylia Pramono Sari, guna mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengembangan Model Indeks Pengungkapan Keberlanjutan Bagi Pendidikan Tinggi”.

Penelitian Maylia Pramono Sari bertujuan mengembangkan model indeks pengungkapan keberlanjutan yang komprehensif dan relevan agar dapat digunakan pemangku kepentingan untuk mengukur akuntabilitas keberlanjutan di PT di Indonesia. Tujuan khusus penelitian ini ada dua hal yaitu (1) mengembangkan model indeks pengungkapan keberlanjutan yang komprehensif dengan kriteria meliputi indikator keberlanjutan (ekonomi, sosial dan lingkungan) serta indikator akademik (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat); dan (2) mengembangkan model indeks pengungkapan keberlanjutan yang relevan dengan kriteria sesuai dengan karakteristik PT; mencerminkan praktek keberlanjutan di PT serta sesuai dengan harapan pelaku dan masyarakat sehingga kontrak sosial sebagai proksi legitimasi terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah PT Indonesia baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Pendidikan Tinggi Swasta (PTS) yang terdaftar di Universitas Indonesia Green Metrics (UIGM) pada tahun 2022 sebanyak 126 PT. Metode sensus digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan semua anggota populasi dalam tahap pertama metode Modified Analytical Hierarchy Process (Modified AHP) sebanyak 126 PT dan mengolah sebanyak 66 responden.

 Terdapat beberapa temuan dalam temuan ini adalah sebagai berikut: 1. Terbentuknya pengembangan model Indeks Pengungkapan Keberlanjutan Pendidikan Tinggi (IPK-PT) berdasarkan pada Indeks Global Reporting Initiatives (GRI), UIGM dan Times Higher Education (THE) dengan mempertimbangkan indikator Sustainable Development Goals (SDGs) dan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). 2. Mengembangkan metode pengukuran indeks keberlanjutan yang lebih representatif karena menggunakan triangulasi antara data sekunder dan data primer berupa Modified AHP yang menutup kesenjangan pada metode sebelumnya yaitu Inclusive Examination of Guideline, Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Modified Delphie Method. 3. Memberi dukungan terhadap Teori Legitimasi khususnya substantif terkait dengan pengembangan model IPK-PT.

Pengungkapan keberlanjutan terbukti sebagai salah satu strategi legitimasi. IPK-PT dinyatakan komprehensif karena meliputi tiga dimensi keberlanjutan yaitu dimensi lingkungan; dimensi sosial dan dimensi ekonomi sekaligus mempertimbangkan tiga indikator akademik yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Selain itu juga mempertimbangkan standar internasional yaitu SDGs dan regulasi nasional yaitu BAN-PT. Pengembangan IPKPT dikatakan relevan karena sesuai dengan karakteristik PT dan sesuai dengan harapan pelaku dan masyarakat sehingga kontrak sosial sebagai proksi teori legitimasi terpenuhi.

Implikasi teoritis dari penelitian ini, IPK-PT merupakan bentuk akuntabilitas dan strategi legitimasi yang memberikan motivasi pengungkapan keberlanjutan dalam rangka peningkatan reputasi PT. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan masyarakat luas (kontrak sosial) melalui upaya meminimalisir kesenjangan legitimasi. Penelitian ini menemukan bukti bahwa PT mengungkapkan lebih banyak informasi substantif dibandingkan tindakan simbolik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kesesuaian antara hasil analisis konten/indeks pengungkapan dengan preferensi pelaku keberlanjutan di PT. Disisi lain, ekspektasi masyarakat terpenuhi sebagai dampak dari PT yang proaktif atas keberlanjutan melalui pendidikan, penelitian maupun pengabdian masyarakat. Pemenuhan ekspektasi masyarakat tersebut pada aspek kemiskinan, kelaparan, kesehatan, pendidikan, air dan sanitasi, energi, pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, ketidakadilan, kota dan komunitas berkelanjutan, konsumsi dan produksi, iklim, kehidupan di air, kehidupan di darat, kelembagaan dan kemitraan. Implikasi praktis dari penelitian ini memberikan mapping, benchmarking, guidance dan best practice indeks pengungkapan keberlanjutan PT Indonesia yang dapat digunakan oleh para peneliti mendatang, pembuat kebijakan khususnya PT di Indonesia, serta pemangku kepentingan lainnya. Rekomendasi penelitian mendatang sebagai solusi keberlanjutan di PT yaitu diperlukan adanya regulasi yang relevan dengan PT; perubahan mindset dan awareness civitas akademika terkait keberlanjutan; penguatan komitmen pimpinan, tata kelola dan kolaborasi; serta peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM), anggaran dan sarana prasarana.

Komite Ujian terdiri dari Prof. Faisal, SE., M.Si., Ph.D (Ketua Sidang Ujian, Supervisor), Puji Harto, S.E., Akt., M.Si., Ph.D (Sekretaris Penguji, Co-Supervisor), Prof. Corina Joseph (Penguji Eksternal) Dr. Dwi Ratmono, SE., MSi (Penguji), Dr. Darsono, S.E., Akt., MBA (penguji) dan Dr. Drs. Paulus Theodorus Basuki HP, MBA., MSAcc (penguji). Ujian berlangsung selama dua jam dan promovendus mampu mempertahankan disertasinya sehingga dinyatakan lulus oleh Komite Ujian dan berhak menyandang gelar Doktor. Selamat dan Semoga sukses dalam berkarya.